Rabu, 15 Januari 2014

Babad Banyumas Versi Kalibening


Babad Banyumas Kalibening merupakan naskah dan teks tertua. Babad Banyumas Kalibening memakai huruf Jawa yang berasal dari abad ke-17 Masehi dan kertas dluwang (bdk. Holle, 1877:6). Kertas yang dipakai berukuran 11 X 16 cm. Tebal naskah 60 halaman. Halaman-halaman pada bagian depan dan belakang hilang. Naskah tersebut adalah koleksi juru kunci makam Kalibening, Sanmuhadi. Kalibening ini berada tidak jauh dari makam pendiri Banyumas Adipati Warga Utama II di desa Dawuhan.
Selain usianya yang tertua, Babad Banyumas Kalibening memiliki keistimewaan, yaitu menyebut nama Adipati Wirasaba dengan gelar Ki Kepaguhan. Nama ini amat dekat dengan nama Bhre Paguhan, raja daerah bawahan Majapahit seperti yang disebut dalam teks Pararaton (Padmapuspita, 1966). Nama-nama binatang dipakai untuk nama orang, misalnya Patih Banteng, Gagak Minangsi, Kuntul Winatenan, Kebo Singat, dan Ra Kungkung. Adanya nama-nama di atas menunjukkan bahwa teks tersebut lebih tua daripada teks-teks lainnya. Kejawar, tempat tinggal Kiai Mranggi disebut dengan nama kunanya, yaitu Ajahawar. Nama Kepaguhan di Banyumas secara berangsur-angsur telah berubah menjadi Paguwan atau Paguwon.

0 komentar:

Posting Komentar